Kamis, 22 Mei 2014

Browse Manual » Wiring » » » » Sukses versus Bahagia

Sukses versus Bahagia



Selama ini masih banyak yang salah memahami kebahagiaan. Orang menganggap sukses duniawi itu identik dengan bahagia sehingga mereka mati-matian mengejarnya. Apakah itu berupa kekayaan, jabatan, atau popularitas. Namun kenyataannya semua itu tidak mendatangkan kebahagiaan yang hakiki.
Ini terlihat dari maraknya artis-artis terkenal yang bunuh diri. Padahal dia sudah memiliki kekayaan, harta, dan popularitas. Tapi mereka justru mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ternyata mereka tidak bahagia dengan segala yang telah dicapainya. Walaupun orang lain melihat dia sudah bergelimang kesuksesan.
Itu juga yang dialami oleh seorang wanita muda dari Indonesia yang berprofesi sebagai model internasional di Amerika. Setelah berkiprah selama 5 tahun sebagai model produk-produk ternama dan bergelimang kemewahan, ternyata dia tidak menemukan kebahagiaan. Akhirnya dia kembali ke tanah air dan memutuskan untuk fokus pada kegiatan keagamaan yang lebih memberikan ketenangan dan kedamaian bagi dirinya.
Bahkan ada seorang konglomerat Perancis yang termasuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Anehnya dia justru tidak suka dengan kemewahan. Dia tidak memiliki rumah, mobil, dan segala hal yang menunjukkan dia orang kaya. Sebagian kekayaannya malah disumbangkan untuk yayasan pendidikan yang didirikannya. Banyak orang yang heran melihat gaya hidupnya. Tapi dia menjawab dengan enteng, “kemewahan tidak membuat saya bahagia.”
Itulah kemewahan dunia yang hanya mendatangkan kebahagiaan semu. “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS.57:20)
Kalau begitu apa sebenarnya yang dimaksud dengan sukses, seperti apakah sukses itu, dan apakah sukses itu sama dengan bahagia?
Sebenarnya sukses tidak identik dengan bahagia. Sukses adalah salah satu kendaraan untuk meraih kebahagiaan. Kalau ingin bahagia maka kita bisa menggunakan berbagai kendaraan. Misalnya dengan menjadi penyanyi terkenal, bintang film, atau politikus ulung. Semua itu adalah kendaraan  untuk meraih kebahagiaan, bukan kebahagiaan itu sendiri.
Kalau kesuksesan dan prestasi yang kita raih membuat kita semakin gelisah maka sukses itu baru sekedar kesuksesan duniawi yang semu. Maka tinggal menunggu waktu saja kita akan jenuh, bosan, dan berontak dengan semua itu. Tapi bila semua pencapaian itu mendatangkan ketenangan, baru disebut bahagia.
Bagi seorang muslim kebahagiaan itu hanya bisa diraih bila kita selalu berzikir dan ingat kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman-Nya, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28)
Ini menunjukkan kepada kita bahwa satu-satunya jalan meraih kebahagiaan adalah dengan berzikir kepada Allah. Tanpa zikir, kita akan kehilangan makna dari semua prestasi yang telah kita capai. 
Untuk itu definisikanlah kesuksesan dan kebahagiaan kita sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini. Jangan terpengaruh kepada penilaian orang lain. Karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing sesuai dengan keyakinannya. Wallahua’lam.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar